Hari ini ada komentar dan pertanyaan pada blog kita ini dari pengunjung yang tidak berkenan menyebutkan namanya, kita sebut saja Bapak Anonymous. Bapak Anonymous menanyakan, "tolong dibantu:
- Dari panen kroto ke panen lagi waktunya berapa lama?
- Sudah 2 minggu krotonya dipanen sampai sekarang kok belum keluar langit-langitnya ya?
Pertanyaan yang sangat menarik untuk kita pecahkan atau temukan solusinya. Yang pertama tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan dari panen hingga panen lagi. Saya pernah bertanya kepada seorang pembudidaya kroto di Jogja tentang berapa lama semut rangrang akan bertelur lagi setelah krotonya dipanen atau menetas? Jawabannya adalah, jika semut dalam kondisi sehat dan makanannya terjamin, artinya semut rangrang tidak kekurangan pakan atau bahkan kelaparan, maka dalam 1 minggu sudah akan ada telur-telur baru yang tersebar di atas sarang berupa bintik-bintik putih.
Benar jawaban Bapak dari Jogja tersebut, setelah satu minggu, terlihat di atas sarang toples (maksudnya atas sebelah dalam) bintik-bintik putih yang tersusun rapi menyebar hampir separuh bagian atas toples.
Berapa lama kita bisa panen lagi setelah dipanen itu tergantung produktifitas semut rangrang. Dalam sebuah koloni semut kroto, dalam hal ini toples, semut rangrang akan bertelur bergantian, jadi bisa setiap hari bertelur, bukan berarti semut rangrang itu saja yang bertelur, melainkan bergantian, karena saking banyaknya, maka sepertinya setiap hari semut bertelur.
Jika proses bertelur itu berjalan secara normal, maka dalam 2 minggu, telur yang hari pertama, sudah berkembang bentuknya membesar dan memanjang menjadi apa yang kita sebut kroto yang siap dipanen, sedangkan telur yang baru juga tetap ada yang masih berupa bintik-bintik putih.
Pertanyaan yang kedua, Sudah 2 minggu krotonya dipanen sampai sekarang kok belum keluar langit-langitnya ya?
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi mengapa semut rangrang belum mau membuat sarang atau berupa jaring-jaring putih. Kemungkinan yang pertama adalah semut rangrang stress setelah terusik pada saat dipanen, sehingga ketika ditempatkan kembali ke sarang toples semula, mereka tidak langsung mau membuat langit-langit putih.
Mungkin solusinya dengan menempatkan semut rangrang yang baru di panen ke toples yang baru atau bisa juga toples bekasnya dicuci bersih terlebih dahulu.
Jika sarang semut rangrang atau toples yang kita miliki sudah banyak dan jumlah anggota koloninya juga sudah sangat banyak alias padat, semut rangrang mungkin akan bisa langsung beradaptasi setelah panen, sehingga langsung mau membuat langit-langit baru.
Namun jika toples yang kita miliki masih sedikit dan jumlah anggota koloni dalam setiap toplesnya juga belum begitu padat, semut rangrang akan mengalami kendala dalam beradaptasi atau kembali menempati sarang yang barusan diobrak abrik saat panen.
Seperti halnya burung kicauan, ketika mereka berada dalam komunitas yang jumlahnya banyak, seperti di pasar burung misalnya, mereka akan mau mengoceh, namun jika sudah kita beli, kemudian dibawa pulang burung itu tidak mau ngoceh.
Mungkin itu berlaku juga untuk budidaya semut rangrang, maka sebaiknya, kita kembangkan dulu agar toples yang kita miliki menjadi semakin banyak, jangan buru-buru dipanen dulu, biarkan kroto menetas dan biarkan semut rangrang berkembang dulu agar menjadi banyak dan padat koloni maupun jumlah toplesnya.
Dengan jumlah koloni yang banyak alias padat dan jumlah toples yang banyak, maka hasil panen yang kita nikmati juga akan semakin banyak dan terasa.
Demikian, semoga bisa bermanfaat bagi kita bersama dalam budidaya kroto rangrang.
kroto ini dulu dikampung saya banyak bertebaran dipohon2 pinggir kali, tapi skrg hbs diburu orang :D
ReplyDeleteternyata kroto skrg laku keras ya mas :)