BudidayaKrotos.Blogspot.Com - Berburu Sarang Baru untuk Budidaya Kroto Semi Alam - Hari ini saya mendapatkan telpon dari teman. Katanya ada temannya yang ingin belajar ternak semut rangrang dan saya diminta untuk melatihnya. Woow, memangnya saya pelatih? Malu jadinya, saya aja masih belajar, dikiranya sudah sukses.
Tapi tidak apa, nanti kita belajar bersama, itu jawaban saya. Kagetnya lagi, katanya yang mau berlatih budidaya kroto itu sebuah kelompok tani, banyak orang bukan cuma satu orang. Waduh, gimana ya? Gak apa-apalah, itung-itung nambah teman dan belajar bersama.
Setelah mendapat telepon itu, kemudian saya tergerak akan rencana yang belum saya lakukan, yaitu budidaya kroto semi alam.
Selama ini saya belajar budidaya kroto dengan media sarang toples. Hingga hari ini belum bisa dikatakan berhasil. Suatu ketika saya membaca di internet ada yang jual buku budidaya kroto cara semi alam. Saya penasaran dan membeli buku itu.
Setelah saya baca dan pahami, masuk akal juga buku itu. Semut rangrang belum bisa sepenuhnya ditaklukkan untuk dibudidaya dengan media buatan seperti misalnya toples. Cara semi alam akan lebih baik dari pada cara modern menggunakan sarang toples.
Memang agak sedikit ribet sih, kita mesti memiliki sedikit lahan pekarangan yang akan kita tanami tanaman untuk areal mencari makan semut rangrang. Sedangkan tempat budidayanya masih mengadopsi cara budidaya kroto modern.
Tentang tips dan trikternak semut rangrang semi alam akan saya tulis selengkapnya nanti setelah semua data dan foto terkumpul.
Sekarang saya mau cerita tentang berburu bibit dari alam.
Tadi sekitar pukul 15.00 WIB (22-12-2014) saya teringat ada satu pohon di pekarangan orang tua saya yang ada sarang semut rangrangnya. Harap-harap cemas, masih ada apa sudah dipanen para pemburu kroto.
Tida di pekarangan, alhamdulillah sarang masih utuh, tandanya belum terjaman oleh para pemburu kroto di alam.
Segera saya naik ke pohon itu dan saya potong cabang yang ada sarangnya. Setelah sampai di atas, ternyata di pucuk pohon itu ada sarang utama yang besar dan berisi banyak semut rangrang, itu terlihat dari warnanya, sarang merah membara, tandanya semut rangrang anggota koloni itu cukup banyak.
Namun sementara saya baru bisa mengambil sarang yang ada di cabang dan sarang pusat akan saya ambil besok lagi. Tidak lupa saya berpesan pada saudara saya yang tinggal dekat dengan pekarangan itu untuk menjaga dan melarang siapa saja yang mau mengambil krotonya.
Bibit semut rangrang dari alam itu kemudian saya pindahkan ke rak budidaya. Seperti biasa, saya meletakkan ranting dan daun yang berisi penuh dengan semut rangrang di atas rak budidaya. Kemudian sedikit demi sedikit daun saya potong dan buang.
Karena waktu sudah terlalu sore dan sudah agak gelap, maka saya putuskan untuk melanjutkannya besok pagi saja.
Foto di atas saya ambil pada malam hari, iseng-iseng melihat tingkah laku semut rangrang pada malam hari.
Sedikit tentang budidaya semi alam:
- Budidaya tetap dilakukan pada rak dengan toples sebagai sarangnya.
- Tanaman sayuran (kangkung, cabe, terong, dll) sebagai media untuk semut rangrang mencari makan.
- Sekeliling tanaman sayur harus diberi parit kecil berisi air agar semut rangrang tidak kabur.
- Rak budidaya tetap diletakkan di ruang tertutup, kemudian diberi jembatan ke tanaman sayuran agar semut rangrang bisa keluar mencari makan dan pada malam hari diharapkan semut rangrang akan kembali menempati sarang toples.
Ok, sekian dulu, besok akan saya tulis semuanya tentang budidaya semut rangrang metode semi alam. Selamat mencoba, semoga sukses.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan Anda, mari saling berbagi informasi, pengalaman, dan ilmu yang bermanfaat demi kesuksesan kita bersama dalam budidaya kroto. Silahkan berkomentar