63 Jenis Burung Endemik di Pulau Buton Wallacea Sulawesi Tenggara - Pengamat burung di dunia sangat banyak sekali yang tergabung dalam beberapa klub dan organisasi pecinta burung. Di Inggris terdapat sekitar 2 juta orang lebih yang masuk sebagai anggota pecinta burung (RSPB). Para pengamat burung sering berkeliling dunia untuk “berburu burung” di alam dengan cara mengamati dan mencatat berbagai jenis burung liar di habitat aslinya. Mereka merasa senang seandainya bisa melihat jenis-jenis burung baru di suatu tempat untuk dicatatkan dalam buku hariannya.
Pulau buton menawarkan hal tersebut bagi para pengamat burung dunia. Di pulau Buton dan sekitarnya terdapat 63 jenis burung endemik. Dengan demikian, pengamat burung akan disuguhi oleh 63 jenis burung baru yang tidak bisa mereka lihat di negara lain. Hal ini tentu sangat menyenangkan bagi mereka, karena bisa mereka menambah daftar jenis burung baru di habitat aslinya.
Sebagian besar burung endemik Pulau Buton dan sekitarnya hidup di dalam atau berbatasan dengan hutan. Di wilayah Buton, Kabaena, dan Wakatobi tidak ada jenis burung laut yang tergolong endemik. Burung laut umumnya memiliki daerah jelajah tinggi, bahkan banyak di antaranya sering bermigrasi jauh sampai ke negara lain. Oleh karena itu, sebagian besar burung laut tidak dimasukkan dalam daftar endemik. Burung-burung yang hidup di hutan, sebagian besar daerah jelajahnya lebih kecil. Sebagian besar burung-burung hutan di Pulau Buton tidak menyebrang ke pulau lain seperti Kabaena atau Wakatobi. Karena lebih banyak kemungkinan menemukan burung endemik di Pulau Buton, para pengamat burung akan senang untuk tinggal lebih lama di pulau ini.
Daratan pulau Buton masih ditumbuhi oleh hampir setengahnya (45%) hutan alam. Di daerah hutan ini biasanya pengamat burung dimanjakan oleh burung endemik. Apalagi, hutan Pulau Buton dikenal sebagai hutan yang vegetasinya “miskin” sehingga terlihat tidak terlalu rapat. Seorang pengamat burung bisa melihat burung pada ke dalaman hutan yang agak jauh. Beberapa jenis burung endemik seperti:
Pulau buton menawarkan hal tersebut bagi para pengamat burung dunia. Di pulau Buton dan sekitarnya terdapat 63 jenis burung endemik. Dengan demikian, pengamat burung akan disuguhi oleh 63 jenis burung baru yang tidak bisa mereka lihat di negara lain. Hal ini tentu sangat menyenangkan bagi mereka, karena bisa mereka menambah daftar jenis burung baru di habitat aslinya.
Sebagian besar burung endemik Pulau Buton dan sekitarnya hidup di dalam atau berbatasan dengan hutan. Di wilayah Buton, Kabaena, dan Wakatobi tidak ada jenis burung laut yang tergolong endemik. Burung laut umumnya memiliki daerah jelajah tinggi, bahkan banyak di antaranya sering bermigrasi jauh sampai ke negara lain. Oleh karena itu, sebagian besar burung laut tidak dimasukkan dalam daftar endemik. Burung-burung yang hidup di hutan, sebagian besar daerah jelajahnya lebih kecil. Sebagian besar burung-burung hutan di Pulau Buton tidak menyebrang ke pulau lain seperti Kabaena atau Wakatobi. Karena lebih banyak kemungkinan menemukan burung endemik di Pulau Buton, para pengamat burung akan senang untuk tinggal lebih lama di pulau ini.
Daratan pulau Buton masih ditumbuhi oleh hampir setengahnya (45%) hutan alam. Di daerah hutan ini biasanya pengamat burung dimanjakan oleh burung endemik. Apalagi, hutan Pulau Buton dikenal sebagai hutan yang vegetasinya “miskin” sehingga terlihat tidak terlalu rapat. Seorang pengamat burung bisa melihat burung pada ke dalaman hutan yang agak jauh. Beberapa jenis burung endemik seperti:
- burung kaca mata Sulawesi
- cabai panggul-kelabu (Dicaeum celebicum)
- bilbong pendeta (Streptocitta albicolis)
- julang Sulawesi (Aceros cassidix)
- burung jalak tunggir-merah (Scissirostrum dubium)
Di desa-desa yang berbatasan dengan hutan dapat dilihat ratusan burung jalak tunggir-merah (Scissirostrum dubium), yang marganya tergolong endemik Sulawesi sangat sering dijumpai terbang, mencari makan dan membuat sarang pada pohon bersama ( flocking) sering terlihat dipinggir hutan.
Penulis: Henry Ali Singer
Sumber: singerali.wordpress.com
Jangan lupa baca juga: Maleo Burung Pengicau yang Dilindungi dari Pulau Buton
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan Anda, mari saling berbagi informasi, pengalaman, dan ilmu yang bermanfaat demi kesuksesan kita bersama dalam budidaya kroto. Silahkan berkomentar