Pasokan Kroto Berkurang Jangkrik Mulai Naik - Awal musim hujan sejak bulan November 2014 kemarin tanda-tanda berkurangnya pasokan kroto dari alam semakin jelas. Hal ini memberikan peluang kepada para peternak jangkrik. Ya, jangkrik adalah alternatif pakan burung ocehan setelah kroto. Kualitas jangkrik sebagai pakan burung kicauan memang sedikit di bawah kroto, namun demikian permintaan jangkrik oleh para hobiis burung pendendang tetap tinggi, mengingat harga kedua pakan tersebut terpaut cukup jauh.
Berkurangnya pasokan kroto dari alam sebenarnya menguntungkan bagi para peternak semut rangrang. Namun belum banyak peternak kroto yang berhasil, kebanyakan mereka masih uji coba, masih belajar budidayanya, dan tidak sedikit pula yang masih bingung karena selalu gagal dan gagal budidaya kroto.
Kondisi kurangnya pasokan kroto ini sebenarnya memberikan kesempatan dan peluang bagi yang belum berhasil ternak kroto. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mulai melirik usaha ternak jangkrik. Cukup mudah kalau menurut saya budidaya jangkrik itu. Dan telah banyak yang membuktikannya, bahwa ternak jangkrik juga sangat menguntungkan.
Secara hitung-hitungan modal, ternak jangkrik jauh lebih murah ketimbang ternak kroto. Dari bibitnya misalkan, kita dapat memulai budidaya jangkrik dengan modal awal membeli jangkrik Rp. 5.000,- saja, kemudian kita pelihara hingga berbulu. nah ketika jangkrik sudah berbulu, maka siap untuk berkembang biak.
Daur hidup jangkrik lebih cepat dari pada kroto. Kalau kehidupan jangkrik sangat mudah diamati, namun kroto sulit diamati, karena hidupnya bergerombol sangat banyak jumlah anggota koloninya. Semut rangrang hidup bersama antara semut rangrang yang baru menetas hingga semut rangrang yang paling tua dan tidak produktif, sehingga sangat sulit untuk mengamatinya.
Perkembangbiakan jangkrik terlihat jelas dari mulai menetas hingga menjadi jangkrik dewasa. Hal ini karena budidaya jangkrik itu dilakukan terpisah antara indukan dengan anakan. Penetasan jangkrik dilakukan manual oleh peternak, sehingga mudah pengontrolannya.
Jangkrik, mulai menetas hingga siap jual sebagai pakan burung membutuhkan waktu 20-25 hari saja, sedangkan kroto kita tidak tahu. Tahunya hanya jika sudah banyak terlihat kroto di dinding toples maka bisa dipanen.
Jika jangkrik dibudidayakan secara baik, maka kita bisa mengatur kapan kita akan panen? Dan seberapa banyak kita menginginkan panennya?
Asumsi keuntungan jangkrik bisa kita hitung, jika kita menghabiskan pakan ternak jangkrik 1,5 kg, maka kita akan mendapatkan jangkrik siap panen seberat 1 kg. Jika pakan jangkrik (vur ayam aduan 521) harganya Rp. 10.000,- per kg, maka biaya pakan yang dibutuhkan untuk 1 kg jangkrik adalah Rp. 15.000,- Harga jangkrik berkisar antara Rp. 30.000,- hingga Rp. 50.000,- per kg tergantung daerah masing-masing.
Keuntungannya lumayan dari pada ternak kroto gagal melulu bukan?
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Berkurangnya pasokan kroto dari alam sebenarnya menguntungkan bagi para peternak semut rangrang. Namun belum banyak peternak kroto yang berhasil, kebanyakan mereka masih uji coba, masih belajar budidayanya, dan tidak sedikit pula yang masih bingung karena selalu gagal dan gagal budidaya kroto.
Kondisi kurangnya pasokan kroto ini sebenarnya memberikan kesempatan dan peluang bagi yang belum berhasil ternak kroto. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mulai melirik usaha ternak jangkrik. Cukup mudah kalau menurut saya budidaya jangkrik itu. Dan telah banyak yang membuktikannya, bahwa ternak jangkrik juga sangat menguntungkan.
Secara hitung-hitungan modal, ternak jangkrik jauh lebih murah ketimbang ternak kroto. Dari bibitnya misalkan, kita dapat memulai budidaya jangkrik dengan modal awal membeli jangkrik Rp. 5.000,- saja, kemudian kita pelihara hingga berbulu. nah ketika jangkrik sudah berbulu, maka siap untuk berkembang biak.
Daur hidup jangkrik lebih cepat dari pada kroto. Kalau kehidupan jangkrik sangat mudah diamati, namun kroto sulit diamati, karena hidupnya bergerombol sangat banyak jumlah anggota koloninya. Semut rangrang hidup bersama antara semut rangrang yang baru menetas hingga semut rangrang yang paling tua dan tidak produktif, sehingga sangat sulit untuk mengamatinya.
Perkembangbiakan jangkrik terlihat jelas dari mulai menetas hingga menjadi jangkrik dewasa. Hal ini karena budidaya jangkrik itu dilakukan terpisah antara indukan dengan anakan. Penetasan jangkrik dilakukan manual oleh peternak, sehingga mudah pengontrolannya.
Jangkrik, mulai menetas hingga siap jual sebagai pakan burung membutuhkan waktu 20-25 hari saja, sedangkan kroto kita tidak tahu. Tahunya hanya jika sudah banyak terlihat kroto di dinding toples maka bisa dipanen.
Jika jangkrik dibudidayakan secara baik, maka kita bisa mengatur kapan kita akan panen? Dan seberapa banyak kita menginginkan panennya?
Asumsi keuntungan jangkrik bisa kita hitung, jika kita menghabiskan pakan ternak jangkrik 1,5 kg, maka kita akan mendapatkan jangkrik siap panen seberat 1 kg. Jika pakan jangkrik (vur ayam aduan 521) harganya Rp. 10.000,- per kg, maka biaya pakan yang dibutuhkan untuk 1 kg jangkrik adalah Rp. 15.000,- Harga jangkrik berkisar antara Rp. 30.000,- hingga Rp. 50.000,- per kg tergantung daerah masing-masing.
Keuntungannya lumayan dari pada ternak kroto gagal melulu bukan?
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan Anda, mari saling berbagi informasi, pengalaman, dan ilmu yang bermanfaat demi kesuksesan kita bersama dalam budidaya kroto. Silahkan berkomentar