Keuntungan budidaya kroto adalah karena mudahnya mendapatkan pakan semut rangrang dari sekitar kita. Salah satunya adalah serangga yaitu capung/kinjeng. Capung adalah serangga bangsa Odonata. Capung banyak terdapat di tempat yang banyak airnya. Capung adalah hewan bersayap dan bisa terbang menyerupai helikopter. Capung banyak terdapat di pinggir-pinggir sungai dan di sekitar rumah kita. Capung merupakan salah satu makanan kesukaan semut rangrang dalam budidaya kroto.
Capung banyak mengandung protein, untuk memenuhi kebutuhan 70% protein bagi semut rangrang. Selain protein, semut rangrang juga membutuhkan gula sebanyak 30% sebagai minumannya. Hewan lain sebagai makanan rangrang, di antaranya adalah jangkrik, ulat, kupu-kupu, dan masih banyak lagi termasuk hama tanaman buah seperti kepik.
Semut rangrang adalah hewan karnivora, yaitu serangga pemakan daging. Kroto yang dihasilkan sangat banyak mengandung protein, sehingga sangat baik untuk makanan burung berkicau. Melihat begitu mudahnya makanan dan cara perawatan semut rangrang, maka ternak kroto menjadi semakin menguntungkan. Tetapi mengapa belum banyak orang yang melakukannya, sehingga pasokan kroto di pasaran masih sangat minim, hal ini yang menyebabkan melambungnya harga kroto. Di balik itu semua, ini menjadi sebuah keuntungan bagi para peternak kroto dan pencari kroto.
Dengan sedikit kerja keras, kita akan dapat memperoleh keuntungan yang besar, apalagi di musim penghujan dan hari raya, harga kroto sangat tinggi, bahkan di tingkat pengecer bisa mencapai Rp. 200.000,- per kilo gram. Berbeda dengan ternak lainnya, misalnya sapi, kambing, lele, gurame, dan lain-lain, yang membutuhkan biaya produksi yang sangat mahal dan waktu panen yang cukup lama. Bisa dikatakan bahwa, beternak semut rangrang penghasil kroto ini tidak membutuhkan biaya produksi, hanya modal awal saja ketika menyediakan bibit dan rak atau kandang tempat pemeliharaan.
Biaya produksi yang sangat murah, bahkan bisa dikatakan tidak ada membuat keuntungan beternak kroto menjadi semakin menguntungkan, coba bayangkan hanya dengan diberi makan capung atau orang jawa bila kinjeng, kita bisa memelihara semut rangrang sampai bisa menghasilkan telur emas. Capung atau kinjeng, jangkrik, belalang, dan ulat bisa kita dapatkan dengan mudah dari alam, kalaupun harus membeli jangkrik, dengan uang Rp. 5.000,- saja kita dapat memperoleh jangkrik dalam jumlah yang banyak, bahkan jangkrik tersebut, jika dibiarkan hidup untuk stok makan dapat dibiakkan pula.
Demikian Serangga Makanan Budidaya Kroto, semoga bermanfaat.
Semut rangrang adalah hewan karnivora, yaitu serangga pemakan daging. Kroto yang dihasilkan sangat banyak mengandung protein, sehingga sangat baik untuk makanan burung berkicau. Melihat begitu mudahnya makanan dan cara perawatan semut rangrang, maka ternak kroto menjadi semakin menguntungkan. Tetapi mengapa belum banyak orang yang melakukannya, sehingga pasokan kroto di pasaran masih sangat minim, hal ini yang menyebabkan melambungnya harga kroto. Di balik itu semua, ini menjadi sebuah keuntungan bagi para peternak kroto dan pencari kroto.
Dengan sedikit kerja keras, kita akan dapat memperoleh keuntungan yang besar, apalagi di musim penghujan dan hari raya, harga kroto sangat tinggi, bahkan di tingkat pengecer bisa mencapai Rp. 200.000,- per kilo gram. Berbeda dengan ternak lainnya, misalnya sapi, kambing, lele, gurame, dan lain-lain, yang membutuhkan biaya produksi yang sangat mahal dan waktu panen yang cukup lama. Bisa dikatakan bahwa, beternak semut rangrang penghasil kroto ini tidak membutuhkan biaya produksi, hanya modal awal saja ketika menyediakan bibit dan rak atau kandang tempat pemeliharaan.
Biaya produksi yang sangat murah, bahkan bisa dikatakan tidak ada membuat keuntungan beternak kroto menjadi semakin menguntungkan, coba bayangkan hanya dengan diberi makan capung atau orang jawa bila kinjeng, kita bisa memelihara semut rangrang sampai bisa menghasilkan telur emas. Capung atau kinjeng, jangkrik, belalang, dan ulat bisa kita dapatkan dengan mudah dari alam, kalaupun harus membeli jangkrik, dengan uang Rp. 5.000,- saja kita dapat memperoleh jangkrik dalam jumlah yang banyak, bahkan jangkrik tersebut, jika dibiarkan hidup untuk stok makan dapat dibiakkan pula.
Demikian Serangga Makanan Budidaya Kroto, semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan Anda, mari saling berbagi informasi, pengalaman, dan ilmu yang bermanfaat demi kesuksesan kita bersama dalam budidaya kroto. Silahkan berkomentar